Rabu, 06 Maret 2013

Menjadi Generasi yang Berani Tampil Beda

Kalau kita diganggu orang lain kita marah, itu adalah hal yang biasa. Kalau kita menggerutu saat tidak punya uang, itu adalah hal yang biasa. Kalau kita mengomel saat kita tidak punya makanan, itu adalah hal yang biasa. Kalau kalian tidak berani berdoa ketika makan bersama teman-teman sekolahmu, itu adalah hal yang biasa.
Maukah kalian menjadi luar biasa? Beranikah kalian tampil beda dari teman-temanmu yang lain? Berani tampil beda dengan cara tidak marah saat diganggu, tidak menyontek saat ujian, tidak menggerutu saat tidak punya uang, tidak mengomel saat tidak punya makanan, berani berdoa saat makan bersama teman-teman sekolah, mau berbagi dengan orang lain, dll. 
(Roma 12:21)
  
Tantangan baru bagi kita anak-anak Allah adalah berani tampil beda dengan apa yang sudah ditampilkan oleh dunia ini. Jika semua berlomba untuk menghalalkan segala cara, maka tidak dengan kita. Kita mempunyai Allah yang kudus, sebab itulah seharusnya hidup kita pun kudus. Kudus, yang artinya berbeda dengan dunia ini, sungguh nyata sebuah ajakan bahwa kita harus berani mengambil keputusan dan sikap dengan keputusan yang diambil oleh dunia ini. Hal ini tidaklah mudah, karena kita akan melawan arus. Saat dunia mengatakan iya terhadap sebuah tindak penyimpangan, kita harus berani mengatakan tidak. Konsekuensi sederhananya, mungkin kita akan dikucilkan. Tetapi itulah yang membuat iman kita menjadi semakin kuat. Perlawanan kita terhadap arus yang menjerumuskan membuat kita kuat bertahan dalam kebenaran bersama Sang Kristus.  

Alkitab mencatat, bahwa Tuhan Yesus adalah sosok yang berani dan tegas. Terutama ketika Dia harus berbicara tentang kebenaran. Dia menyadari betul bahwa kehadiranNya di dunia ini untuk mengemban mandat dari Allah, untuk menyelamatkan dunia. PengajaranNya tegas dan tidak pandang bulu. Terkadang Dia menabrak arus budaya setempat. Tentu banyak tokoh masyarakat yang tidak senang dengan kehadiranNya. Tetapi itu tidak membuat Tuhan Yesus takut apalagi mundur dari panggilan menyuarakan kebenaran dan memberlakukan kasih. Bagi Dia, menyuarakan kebenaran dan memberlakukan kasih lebih penting dari pada popularitas diri. Di sini kita dapat melihat bahwa apa yang dikerjakan oleh Kristus murni berlandaskan ketulusan, dan bukan demi popularitas diri. Dengan berani ditolak berarti Dia memang tidak mencari popularitas diri. Mari kita belajar untuk lebih berani, terutama berani bicara tentang kebenaran. Tak perlu takut dikucilkan oleh lingkungan. Tak perlu takut untuk menjadi tidak populer. Kita tidak harus terkenal karena penampilan kita. Tetapi kita harus dikenal karena keberanian kita menyuarakan kebenaran.

 tidak terlepas dari kita anak-anak PMK yang terlibat langsung dalam pelayanan dikampus. memang sangat berat ketika kita belajar untuk berani tampil beda dengan apa yang teman-teman kita lakukan di kampus. terkadang kita sakit hati melihat teman sekelas yang mendapat nilai tinggi dengan hasil nyontek, nggak jarang kita juga terpikir untuk melakukan hal yang sama agar mendapat nilai yang memuaskan. dalam hal inilah kita bisa menjadi terang bagi teman-teman kita. kita tidak harus menyontek untuk mendapat nilai yang memuaskan. ingat, kita punya Allah yang Maha tahu, minta pertolongan sama Dia, belajar, dan yakin dengan iman apa yang akan menjadi hasilnya serahkan kepada-Nya.

So, mulai sekarang jangan pernah ragu untuk berubah menjadi generasi yang tampil beda. menderita karena Kristus sesungguhnya bukan hal yang memalukan tapi justru hal yang luar biasa. karena dari sanalah standart kita dihadapan Tuhan dinaikkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar